Spyware Predator di Papua
Berikut adalah catatan berdasarkan laporan investigatif mengenai Predator spyware dan hubungannya dengan Papua.
Last updated
Berikut adalah catatan berdasarkan laporan investigatif mengenai Predator spyware dan hubungannya dengan Papua.
Last updated
Papua menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang paling sering mengalami pelanggaran hak asasi manusia, termasuk represi terhadap kebebasan pers dan berekspresi. Baru-baru ini, investigasi dari Sekoia.io menunjukkan bahwa Papua juga menjadi sasaran pengintaian digital melalui spyware Predator, sebuah alat pengawasan canggih yang digunakan oleh pemerintah atau aktor negara untuk memata-matai perangkat pribadi aktivis, jurnalis, dan media independen.
Media seperti Jubi TV dan Suara Papua—dua media penting di Papua yang dikenal melaporkan pelanggaran HAM oleh aparat negara—ditiru dalam bentuk domain palsu (typosquatting), seperti suarajubi[.]net
, suarajubi[.]com
, dan suarapapua[.]co
. Domain-domain ini diyakini menjadi bagian dari infrastruktur spyware yang digunakan untuk menginfeksi perangkat milik target.
Spyware Predator dikembangkan oleh Cytrox, perusahaan teknologi berbasis di Eropa Timur, yang menjadi bagian dari Intellexa, sebuah konsorsium pengembang spyware dan solusi pengawasan digital komersial.
Spyware ini diketahui aktif digunakan sejak minimal tahun 2021, saat ditemukan pada perangkat milik politisi oposisi Mesir Ahmed Eltantawy, dan terus berlanjut hingga Februari 2024, berdasarkan laporan Sekoia.io dan proyek Predator Files yang dikoordinasikan oleh European Investigative Collaborations (EIC).
Predator memiliki dua metode utama untuk menyusup ke dalam perangkat:
Korban menerima pesan jebakan yang terlihat sah, seperti notifikasi WhatsApp atau pesan dari organisasi HAM.
Ketika korban mengeklik tautan, Predator langsung diunduh dan dijalankan di latar belakang.
Saat korban mengakses situs tanpa HTTPS, alat injeksi di jaringan (middlebox) menyisipkan tautan redirect otomatis ke domain berbahaya.
Redirect tersebut mengaktifkan eksploitasi zero-day, yaitu kerentanan sistem yang belum diperbaiki vendor (Apple, Android, dll).
Perangkat korban kemudian diinfeksi tanpa interaksi tambahan.
Aktor ancaman membuat domain palsu untuk meniru situs Papua dan media lain, yang kemungkinan digunakan untuk:
Mengelabui korban agar mengakses situs palsu.
Menyisipkan iframe tersembunyi yang memuat payload spyware.
Melakukan fingerprinting dan analisis perilaku pengunjung.
Memonitor lalu lintas pengunjung dan mengaktifkan infeksi otomatis bila memungkinkan.
Contoh domain:
suarajubi[.]net
← meniru situs Jubi TV
suarapapua[.]co
← meniru situs Suara Papua
Begitu Predator masuk ke dalam perangkat:
Ia mengambil kontrol penuh: dapat mengakses kamera, mikrofon, pesan, lokasi, dan file tanpa sepengetahuan pengguna.
Ia mampu menyembunyikan dirinya dari sistem dan antivirus.
Ia dapat mengirim semua data secara diam-diam ke server yang dikendalikan oleh penyerang.
Berdasarkan kasus nyata, berikut gejala umum infeksi Predator:
🔋 Baterai cepat habis
Karena aktivitas latar belakang intensif
🔥 Perangkat panas
Meski tidak digunakan secara aktif
📶 Aktivitas data tinggi
Tanpa penggunaan aplikasi nyata
❌ Crash sistem
Misalnya proses homed
, BlastDoorService
di iOS
📩 Email aneh pada sistem
Misalnya muncul dalam log HomeKit
⚠️ Notifikasi dari Apple
Tentang state-sponsored spyware attacks
🔄 Selalu perbarui perangkat (patch iOS, macOS, Android, dsb.).
🛡️ Aktifkan Lockdown Mode di iOS/iPadOS (efektif mencegah serangan Predator).
🌐 Gunakan HTTPS dan hindari situs HTTP.
🔒 Gunakan VPN terpercaya untuk mengenkripsi lalu lintas.
🚫 Jangan klik tautan mencurigakan, terutama dari pesan tak dikenal.
iOS / Android
MVT (Mobile Verification Toolkit)
Deteksi dan analisis spyware melalui backup
Semua
SpyGuard
Pemantauan koneksi jaringan real-time
iPhone
iMazing
Analisis log perangkat dan sistem
Semua perangkat
Factory Reset
Langkah terakhir untuk memastikan pembersihan total
Spyware Predator menunjukkan bagaimana alat pengawasan digital komersial digunakan untuk menekan kebebasan sipil, bahkan di negara demokrasi sekalipun. Papua—wilayah yang sudah lama mengalami represi politik dan media—kini menjadi sasaran pengawasan siber tingkat tinggi.
Penggunaan teknologi seperti Predator untuk memata-matai media Papua menandakan ancaman serius terhadap hak atas privasi, kebebasan pers, dan ekspresi politik.
Citizen Lab. “Predator in the Wires: Ahmed Eltantawy Targeted with Predator Spyware”
Sekoia.io Threat Detection & Research. “Active Lycantrox infrastructure illumination”
Sekoia.io. “The Predator spyware ecosystem is not dead” (February 28, 2024)
Amnesty International. Mobile Verification Toolkit (MVT) Project